24 Februari 2011
SEORANG MUSLIM TIDAK PERNAH BERDIAM DIRI TETAPI SEORANG MUSLIM SELALU BERSEMANGAT.
Sebuah keadaan yang paling ideal bagi orang yang tidak beriman adalah “dapat mengambil keuntungan terbaik dari kehidupan di dunia ini”. Saat mereka dapat mencapai sesuatu walaupun hanya sedikit, mereka menyukainya dan merasa bahagia. Lalu mereka terbiasa dengan apa yang telah mereka capai dan menikmati apa yang telah mereka dapatkan dari kehidupan mereka yang monoton dan
tidak berwarna. Tapi mereka tidak akan pernah bisa mendatangkan arti seutuhnya ke dalam kehidupan mereka atau membuat mereka selalu bersemangat.
Kondisi muslim benar-benar berbeda dengan orang-orang yang tidak beriman. Orang-orang beriman sangat bersemangat memiliki keyakinan pada Allah, menyaksikan tanda-tanda keyakinan di dalam setiap momen hidupnya, keinginan untuk hidup dan melihat orang lain hidup di dalam tuntunan Alqur’an, berlomba berbuat kebajikan, melaksanakan perjuangan intelektual terhadap orang-orang yang tidak beriman dan orang-orang munafik dan berusaha menghindari neraka dan mendapatkan surga.
Mereka tahu bahwa hidup dengan tuntunan Alqur’an dan mendorong orang lain untuk hidup dengan tuntunan Alqur’an di bumi ini tidak dapat dilakukan dengan cara berdiam diri, konstan, monoton dan lambat. Mereka sadar bahwa dengan menunjukkan tingkah laku itu merupakan kelalaian besar untuk orang beriman yang tulus. Jika seorang yang beriman menganggap remeh berdiam diri dan kemalasan, orang itu harus berpikir sejenak tentang fakta ini : “Jika semua Muslim di dunia mengembangkan karakter lambat, berdiam diri dan introvert karena terlalu sibuk dengan masalah mereka sendiri, bagaimana mereka dapat mengajarkan tuntunan Alqur’an kepada orang lain, melawan dan menghancurkan jebakan yang disiapkan oleh orang-orang munafik dan orang-orang tidak beriman terhadap muslim dapat diwujudkan? Siapa yang akan mengambil tanggung jawab untuk memerintahkan yang benar dan melarang yang salah? Siapa yang akan memberikan semangat, melatih dan mendidik mereka dan memberikan tuntunan yang lebih baik?” Orang yang beriman, yang benar-benar takut kepada Allah, mengambil tanggung jawab yang dibebankan oleh Allah kepadanya melalui Alqur’an dan memperlihatkan karakter yang bersemangat.
Kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya adalah contoh konkret dari tuntunan ini. Para sahabat Nabi bangun di awal pagi dan menghabiskan hidup mereka memperjuangkan secara aktif dengan tidak memikirkan kehidupan dan harta milik mereka. Mereka ikut berperang bersama Rasul saat diperlukan dan menunaikan shalat dengan tetap memanggul senjata, seperti yang ada di dalam Alqur’an. Semangat mendominasi setiap aspek kehidupan mereka. Mereka selalu berhati-hati dan waspada. Saat sebagian dari mereka menunaikan shalat, yang lainnya tetap berjaga-jaga terhadap jebakan dan serangan dari orang-orang tidak beriman. Sangat jelas bahwa para sahabat tidak mungkin berdiam diri dalam lingkungan seperti itu.
Seperti yang tercantum di dalam Alqur’an, Nabi kita bangun di malam hari untuk shalat. Beliau juga bersemangat di saat-saat itu. Begitu juga dengan kehidupan beliau di siang hari. Allah memperlihatkannya di Alqur’an untuk nabi kita Nabi Muhammad SAW, “di siang hari banyak waktumu dihabiskan untuk masalah bisnis.” Nabi kita juga hidup d penuh semangat di siang hari.
Seperti yang dilakukan Nabi, seluruh perjuangan yang mengisi kehidupan muslim bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan dengan berdiam diri. Untuk itu, muslim sangat bersemangat di setiap waktu di dalam hidup, perkataan, penampilan dan perilaku mereka.
Muslim akan antusias di dalam surga. Begitu juga saat mereka melihat neraka.
Untuk itu, bagi seorang muslim yang melakukannya dengan cara pandang ini, menjadi penuh semangat adalah salah satu aspek paling penting untuk hidup di dunia. Hal ini juga salah salah satu doa terpenting bagi orang beriman untuk memenangkan izin Allah.
Sumber: http://us1.harunyahya.com/Detail/T/724BBCSO189/productId/34070/SEORANG_MUSLIM_TIDAK_PERNAH_BERDIAM_DIRI_:_SEORANG_MUSLIM_SELALU_BERSEMANGAT.