karya: Hidayat
Identitas Buku
1.Judul Buku : Ayat – ayat Cinta
2.Pengarang : Habiburrahman Elshiyazi
3.Tebal halaman : 514
4.Tahun terbit buku : 2006
5.Penerbit buku : REPUBLIKA
6.Cetakan ke : Pertama
7.Warna sampul : Cokolate
Tengah hari di kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar ditengah pelata langit seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat – jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik.
Fahri adalah
pemuda dari Indonesia yang menuntut ilmu di University Al Azhar di Cairo. Fahri adalah pemuda yang tampan dan sopan selain itu dia giat berbuat baik dan beramal. Demi pendidikannya dia rela menjual warisan dari neneknya dan sawah orangtuannya demi mendapat Gelar MASTER. Fahri tinggal disuatu Apaterment bersama mahasiswa ASIA yang juga menuntut ilmu di Cairo.
Awal Agustus memang puncak musim panas dalam keadaan seperti ini membuat Fahri enggan keluar dari kamarnya. Tapi dia harus pergi ke Masjid Abu bakar Ash-Shidiq yang terletak di ujung Utara kota Cairo untuk talqqi pada Syaikh Utsman Abdul fattah. Fahri adalah murid Syaikh Mahmoud Khushari ulama legendaris atau guru besarnya para pembaca dan penghafal Al-Quran di Cairo.
Maria adalah teman kenalan Fahri di Cairo. Dia juga sering dipanggil dengan sebutan Mariam. Dia putri sulung Tuan Boutros Girgis sebuah keluarga kristen koptik yang sangat taat, selain itu keluarga maria bisa disebut tetangga Fahri yang paling akrap. Maria gadis yang unik ia seorang kristen koptik namun ia suka pada ayat-ayat Al-Quran diantaranya surat Mariam yang membuat dirinya merasa bangga, itulah Mariam gadis yang paling aneh yang pernah dikenal oleh Fahri.
Maria gadis yang sangat cerdas ia masuk di Fakulutas Komunikasi di Cairo. Setiap berangkat kuliah Fahri dan Maria sering berangkat bareng. Hampir setiap hari mereka begitu. Mereka menjalin hubungan dengan status sahabat meskipun Maria beragama katolik tapi Fahri tidak menbeda-bedakan teman. Ia justru akrap dengan keluarga Maria.
Bahkan keluarga Maria menganggap Fahri seperti saudara sendiri. Suhu udara benar-benar panas laporan cuaca meramalkan panas udara pada hari itu mencapai 39 – 41 derajad celcius. Meski panas hal itu tidak menyurutkan niat Fahri untuk datang ke masjid Al Fath Al Islami. Masjid tempat Fahri mencurahkan suka dan dukanya selama belajar di Negeri Musa ini.
Tempat rahasia Fahri menitipkan rasa kerinduannya kepada kedua orangtuannya. Tujuh tahun sudah Fahri berpisah dengan ayah dan ibu. Seiring berjalannya waktu Fahri begitu akrap dengan Maria. Itulah yang membuat Maria jatuh hati kepada fahri. Tapi Fahri hanya menganggap Maria sebagai teman akrap dan Maria pun tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Fahri.
Maria begitu mengagumi Fahri. Wajar saja dia tergila-gila terhadap Fahri. Selain keluarga Maria, Fahri juga mempunyai tetangga keluarga Bahadur namanya. Bahadur adalah seorang yang kejam ia tega melakukan apa saja demi apa yang dia inginkan. Bahadur mempunyai putri angkat Naura namanya.
Naura gadis yang cantik. Puncak derita Naura adalah enem bulan terakir ketika ayahnya memaksa Naura untuk ikut berkerja di Night Clup, seperti Mona anak kandung Bahadur sendiri. Melihat kecantikan Naura Bahadur rela menjual Naura ketempat pelacuran. Jelas Naura tidak bisa memenuhi keinginan ayahnya itu bagai-mana mungkin Naura mau melakukan perbuatan doa besar itu. Sedangkan, ia sendiri bersekolah di Al Azhar ia sekampus dengan Fahri.
Pada suatu malam Naura disiksa oleh ayahnya tirinya. Ia dipukul di cacimaki dikata anak kharam, anak pembawa sial, dan tidak tau diuntung. Tanpa tidak sengaja Fahri mendengar Bahadur mencacimaki Naura. Lalu Fahri menolong Naura dari kekejaman sifat ayah tirinya itu.
Entah mengapa setelah ia di bebaskan oleh Fahri. Naura memandangi wajah Fahri begitu lama sepertinya Naura menyukai Fahri. Sejak kejadian itu Naura tergila-gila dengan Fahri. Dan setelah kejadian itu pula Naura diminta untuk memakai cadar dan ia terus berdoa agar ia terbebas dari belenggu yang dideritanya itu.
Naura sering mengirim surat kepada Fahri yang isinya mengungkapkan perasaannya terhadap Fahri. Ia begitu mengagumi Fahri. Didalam suratnya ia sering memuji-muji Fahri dan menceritakan semua rasa yang dideritanya. Tapi, itu ia lakukan hanya semata-mata ingin mendapat simpati dari Fahri.
Pada suatu hari Fahri jatuh sakit. Sakitnya sangat parah ,karena parahnya ia sering tidak sadarkan diri. Kesempatan ini di manfaatkan oleh Maria, ketika Fahri tidak sadarkan diri Maria menciumi bibir dan wajah fahri. Ia menggungkapkan semua perasaanya terhadap Fahri. Karena pada saat itu hanya Marialah yang menjenguk Fahri dan menggantikan teman Fahri yang menjaga Fahri semalaman.
Fahri begitu kaget ketika sadar ia melihat Maria yang duduk menemaninya. Ia melihat Maria yang sedang menangis. Kemudian Fahri bertanya kepada Maria,” Kenapa dia menangis?” Mariapun menjawab “Kau sering mengigau dan sering mengucap ayat-ayat Al-Quran, Fahri.” itulah yang membuat Maria merasa haru dan menangis.
Selang beberapa hari Fahri sudah sembuh dan bisa melakukan aktifitas seperti biasanya. Pada saat Fahri hendak berangkat kuliah dalam perjalanannya ia bertemu dengan gadis yang memakai cadar aisyah namanya. Entah mengapa sejak pertemuannya dengan Aisyah. Fahri menyimpan rasa kagum kepada Aisyah begitu pula dengan Aisyah.
Mereka sering bertemu nampaknya Fahri mulai menyukai Aisyah. Hampir setiap pagi, sebelum jam kuliah dimulai Fahri menyempatkan diri untuk bertemu Aisyah. Terkadang Fahri sering berangkat pagi hanya untuk melihat Aisyah. Padahal, jam kuliahnya masih dimulai tiga jam lagi.
Pada suatu hari Fahri memberanikan diri untuk berbicara kepada keluarga Aisyah. Fahri ingin meminang Aisyah untuk dijadikan istri. sungguh perkenalan yang sangat singkat. Keluarga Aisyah menerima lamaran Fahri begitu juga keluarga Fahri yang ada di Indonesia, meski tidak langsung hadir tapi keluarga Fahri merestui Fahri meminang Aisyah. Mendengar Fahri akan menikah Maria dan Naura pun sedih mereka terus menangis dan memanggil-manggil nama Fahri.
Hari pernikahan Fahri dan Aisyah sudah ditetapkan. Maria dan Naura juga di undang kepernikahan itu. Maria dan Naura sama-sama tidak datang pada saat pernikahan itu dilangsungkan. Selang beberapa hari terdengar kabar bahwa Maria jatuh sakit dan koma. Ia dibawa kerumah sakit dan dokter mengatakan bahwa Maria tidak sakit apa-apa. orang tua Maria sangat kaget mendengar peryataan dokter. kenapa Maria sampai koma sedang dia tidak menderita penyakit apapun.
Maria koma karena ia begitu sedih dan merasa kehilangan Fahri. Begitu pula dengan Naura bahkan ia rela berdusta kepada semua orang bahwa ia diperkosa oleh Fahri. Padahal yang menghamilinya adalah Bahadur ayah tirinya itu. Fahri pun ditutut kepengadilan. Fahri dipenjara. Ia disiksa karena ia tidak mengakui perbuatan yang di tuduhkan kepadanya.
Fahripun berusaha menyakinkan Aisyah untuk tidak percaya atas tuntutan yang dituduhkan oleh Naura. Sedangkan bukti satu-satunya bahwa Fahri tidak bersalah hanyalah Maria. Sedangkan Maria sedang koma dirumah sakit.
Persidangan pertama sudah dimulai. Pihak Fahri tidak mengeluarkan saksi sebagai pembela Fahri. Jelas pada saat sidang pertama pihak Nauralah yang menang dan Hakim mengatakan bila pada sidang kedua nanti pihak Fahri tidak menghadirkan saksi yang kuat, maka Fahri dinyatakan bersalah dan harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu. Kemudian Fahri di izinkan untuk menjenguk Maria di rumah sakit. Ia di paksa untuk mengatakan sesuatu yang tidak ia rasakan. Ia berbicara kepada Maria dengan suara lirih di dekat telinga Maria. Fahri mengatakan bahwa dia mencintai Maria dan dia akan menikahinya. hal itu hanya dilakukannya agar Maria sadar dan bisa jadi saksi pada sidang ke dua nanti.
Akhirnya sidang itu dimulai dengan menghadirkan Maria sebagai saksi. Mariapun menjelaskan semuanya kepada hakim apa yang sebenarnya terjadi. Keluarga Naura tidak bisa berbuat apa-apa karena bukti yang disampaikan oleh Maria adalah hal yang sebenarnya terjadi. Karena malu akhirnya Naura mengakui bahwa yang menghamilinya adalah Bahadur ayah tirinya itu. Fahri lalu dibebaskan karena ia terbukti tidak bersalah.
Setelah bebas ia memenuhi semua hal yang ia janjikan kepada Maria. Ia menikahi Maria meskipun ia tidak beragama Islam dan Aisyah pun mengerti hal itu. Akhirnya Fahri dan Maria menikah. selang beberapa hari Maria jatuh sakit dan akhirnya ia meninggal. Asyah sangat sedih padahal Aisyah sudah menganggap Maria sudah seperti saudara sendiri dan ia juga amat menyayanginya. Akhirnya Fahri dan Asyah kembali bersatu dan akan membesarkan serta mendidik anaknya kelak setelah lahir.